Profil Desa Sukomulyo
Ketahui informasi secara rinci Desa Sukomulyo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Sukomulyo, Kecamatan Rowokele, Kebumen. Mengupas tuntas potensi pertanian serta keunggulan sebagai sentra industri rumah tangga gula kelapa, yang menjadi wujud nyata dari semangat "Sukomulyo" dalam meraih kemuliaan hidup.
-
Filosofi "Sukomulyo" sebagai Spirit Ikhlas Meraih Kemuliaan
Nama desa yang berarti "suka/ikhlas mencapai kemuliaan" menjadi landasan filosofis dan etos kerja masyarakatnya yang ulet dan pantang menyerah.
-
Industri Gula Kelapa sebagai Ikon Ekonomi Kreatif
Desa ini merupakan salah satu pusat produksi gula kelapa (gula jawa) tradisional yang penting, di mana keahlian para penderes menjadi tulang punggung ekonomi kreatif desa.
-
Pertanian Padi sebagai Penopang Stabilitas
Di samping industri gula kelapa, sektor pertanian padi tetap menjadi fondasi ekonomi yang kokoh, menjamin ketahanan pangan dan memberikan keseimbangan bagi perekonomian warga.
Desa Sukomulyo, sebuah komunitas yang giat di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, menyandang nama yang mencerminkan sebuah filosofi hidup yang mendalam. "Sukomulyo," berasal dari kata "Suko" (suka, rela, ikhlas) dan "Mulyo" (mulia, makmur), menggemakan sebuah cita-cita untuk menggapai kemuliaan dan kesejahteraan melalui jalan kerja keras yang dilandasi keikhlasan. Visi luhur ini tidak hanya menjadi angan-angan, tetapi termanifestasi secara nyata dalam denyut nadi ekonomi warganya, khususnya dalam industri rumah tangga gula kelapa yang manis dan melegenda.Profil ini akan menyajikan gambaran utuh tentang Desa Sukomulyo, mulai dari penelusuran filosofi di balik namanya, kondisi geografis dan demografi terkini, hingga bagaimana masyarakatnya secara turun-temurun mengolah nira kelapa menjadi sumber kehidupan. Dengan menyajikan data akurat dan analisis objektif, artikel ini bertujuan memberikan potret komprehensif Desa Sukomulyo sebagai etalase dari semangat wirausaha perdesaan yang otentik, tangguh dan penuh harapan.
Filosofi Sukomulyo: Semangat Ikhlas dalam Menggapai Kemuliaan
Nama "Sukomulyo" adalah sebuah kontrak sosial dan motivasi bagi warganya. Ia mengajarkan bahwa jalan menuju kemuliaan (mulyo) harus ditempuh dengan semangat kerelaan dan kesukaan (suko), bahkan dalam pekerjaan yang paling berat sekalipun. Filosofi ini sangat relevan dengan ikon utama ekonomi desa: profesi sebagai penderes atau pengrajin gula kelapa.Pekerjaan sebagai penderes adalah sebuah profesi yang menuntut keberanian, ketekunan, dan keikhlasan. Setiap hari, mereka harus memanjat pohon kelapa yang tinggi untuk menyadap nira, sebuah pekerjaan yang penuh risiko. Kemudian, nira tersebut harus diolah dengan sabar di atas tungku api selama berjam-jam hingga menjadi gula. Proses yang berat inilah wujud nyata dari semangat "Sukomulyo," di mana kerja keras dijalani dengan ikhlas demi meraih kesejahteraan yang halal dan terhormat bagi keluarga.
Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Sukomulyo terletak di kawasan dataran rendah yang subur. Lanskapnya merupakan perpaduan harmonis antara hamparan sawah hijau dengan rumpun-rumpun pohon kelapa yang menjulang tinggi, menandakan dua pilar utama ekonomi warganya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen yang dipublikasikan pada tahun 2025 (untuk data tahun 2024), luas wilayah Desa Sukomulyo tercatat sekitar 1,56 kilometer persegi (156 hektare). Pemanfaatan lahannya terbagi untuk sawah, perkebunan kelapa rakyat, dan pemukiman. Batas-batas wilayah administratif Desa Sukomulyo yaitu sebagai berikut:
Di sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Kretek.
Di sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Rowokele.
Di sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Wonoharjo.
Sementara di sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Jatiluhur.
Posisi ini menempatkannya dalam sebuah ekosistem agraris yang dinamis, di mana hasil pertanian dan perkebunan menjadi komoditas utama.
Demografi dan Karakter Masyarakat Penderes
Menurut data kependudukan termutakhir, Desa Sukomulyo dihuni oleh 3.250 jiwa. Dengan luas wilayah 1,56 km², maka tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 2.083 jiwa per kilometer persegi. Karakter yang paling menonjol dari masyarakat Sukomulyo adalah keuletan dan resiliensinya, sebuah sifat yang banyak ditempa oleh profesi sebagai penderes dan petani.Masyarakatnya adalah komunitas pekerja keras yang memulai aktivitas sejak dini hari. Keahlian menderes dan membuat gula kelapa diwariskan secara turun-temurun, menciptakan sebuah generasi pengrajin yang memiliki pengetahuan mendalam tentang setiap tahap produksi, mulai dari memilih tandan bunga kelapa yang baik hingga menentukan tingkat kematangan gula yang pas. Ikatan sosial di antara para pengrajin juga sangat kuat, sering kali mereka saling berbagi informasi mengenai harga pasar atau teknik pengolahan.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Sukomulyo, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan jajarannya, memegang peran penting dalam mendukung dan memberdayakan para pengrajin gula kelapa yang menjadi ikon desa. Pemerintah desa secara aktif berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para penderes, misalnya dengan memfasilitasi pembentukan kelompok usaha bersama (KUB), menjembatani akses terhadap pasar yang lebih adil, atau menyelenggarakan pelatihan tentang diversifikasi produk dan pengemasan.Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga memastikan bahwa program-program pembangunan yang didanai oleh Dana Desa dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk melalui pembangunan infrastruktur jalan yang mempermudah akses para tengkulak atau pembeli untuk menjangkau rumah-rumah pengrajin.
Pilar Ekonomi: Harmoni Sawah dan Manisnya Gula Kelapa
Perekonomian Desa Sukomulyo berjalan di atas dua kaki yang kokoh, menciptakan sebuah model ekonomi yang seimbang.1. Pertanian Padi sebagai Penopang Stabilitas: Sektor pertanian, khususnya padi, menjadi fondasi yang menjamin ketahanan pangan dan memberikan pendapatan musiman yang stabil. Sawah-sawah yang terhampar luas menjadi sumber kehidupan utama bagi sebagian warga dan menjadi jaring pengaman ekonomi desa.2. Industri Gula Kelapa sebagai Ikon Desa: Inilah yang menjadi keunggulan kompetitif dan jiwa dari ekonomi Sukomulyo. Proses produksi gula kelapa menjadi pemandangan sehari-hari di banyak rumah. Dimulai dari para penderes yang memanjat pohon kelapa untuk mengambil nira pada pagi dan sore hari, hingga para ibu yang dengan telaten memasak nira tersebut di atas tungku kayu bakar. Aroma manis gula yang sedang dimasak menjadi ciri khas dari desa ini. Gula yang sudah jadi kemudian dicetak menggunakan batok kelapa atau bambu dan dibiarkan mendingin sebelum siap dipasarkan. Industri ini tidak hanya memberikan pendapatan harian yang vital, tetapi juga melestarikan sebuah kearifan lokal yang tak ternilai.
Pembangunan Infrastruktur Penunjang Perekonomian Warga
Pembangunan infrastruktur di Desa Sukomulyo diarahkan untuk mendukung kelancaran kedua pilar ekonominya. Jalan desa dan jalan usaha tani yang baik menjadi kunci untuk transportasi hasil panen padi. Akses jalan yang mudah hingga ke pelosok dusun juga sangat penting bagi para pengumpul gula untuk dapat menjangkau rumah-rumah pengrajin, sehingga proses distribusi menjadi lebih efisien.Infrastruktur dasar lainnya seperti listrik, air bersih, dan telekomunikasi juga terus ditingkatkan kualitasnya. Ketersediaan listrik yang stabil penting untuk aktivitas malam hari, sementara akses internet membuka peluang bagi generasi muda untuk mulai memasarkan produk gula kelapa secara online.
Tantangan dan Visi Peningkatan Nilai Jual Gula Kelapa
Meskipun menjadi tulang punggung ekonomi, industri gula kelapa menghadapi sejumlah tantangan. Harga di tingkat pengrajin sering kali rendah dan sangat bergantung pada tengkulak. Profesi sebagai penderes juga semakin kurang diminati oleh generasi muda karena risikonya yang tinggi dan menuntut fisik yang kuat.Visi pembangunan Desa Sukomulyo ke depan ialah meningkatkan nilai tambah dan citra gula kelapa tradisional. Visi ini dapat diwujudkan melalui beberapa strategi:
Diversifikasi Produk: Mendorong para pengrajin untuk tidak hanya memproduksi gula cetak, tetapi juga produk turunan lain yang harganya lebih tinggi, seperti gula semut (gula kelapa kristal) yang sangat diminati pasar makanan sehat, baik domestik maupun ekspor.
Branding dan Pemasaran: Menciptakan sebuah merek kolektif, misalnya "Gula Asli Sukomulyo," dengan kemasan yang higienis dan menarik untuk meningkatkan citra produk dan menjangkau pasar modern seperti supermarket atau toko oleh-oleh.
Penguatan Peran BUMDes: Menjadikan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sebagai lembaga sentral yang menampung, mengemas, dan memasarkan produk gula dari para pengrajin, sehingga dapat memotong rantai pasok dan memberikan harga yang lebih adil.
Penutup
Desa Sukomulyo, Kecamatan Rowokele, adalah sebuah simfoni tentang kerja keras dan keikhlasan. Filosofi "Sukomulyo" bukan hanya terukir pada papan nama desa, tetapi terukir dalam setiap jejak kaki para penderes di batang kelapa dan dalam setiap tetes keringat yang jatuh di depan tungku pemasak gula. Dengan terus memegang teguh semangat ini sambil membuka diri terhadap inovasi untuk meningkatkan nilai produk warisan mereka, masyarakat Sukomulyo memiliki potensi besar untuk benar-benar meraih "kesejahteraan manis" yang lestari dan berkelanjutan bagi generasi-generasi mendatang.
